1,18 miliar orang di seluruh dunia hidup dengan pendapatan US$ 1.25 (+/- Rp 11.900) per hari, lebih dari 650.000 orang di negara-negara maju hidup tanpa tempat tinggal, sekitar 20 juta orang di Asia dan Afrika hidup dalam kelaparan, dan lebih dari 1,3 miliar orang dari seluruh belahan dunia hidup di bawah garis kemiskinan. Lalu pertanyaannya adalah Apa yang ada di hati dan pikiran kita? dan Apa yang harus kita perbuat?. Orang seringkali berkata " Saya merasa iba...", " Saya merasa kasihan..." atau " Andaikan saja saya bisa membantu...". Namun hal itu hanyalah pernyataan-pernyataan normatif saja dan tidak akan mengubah apapun. Lantas apa yang harus kita lakukan? yang harus kita lakukan adalah apa yang harus kita perbuat saat ini. Untuk hal itu, maka Tuhan telah menggerakan manusia untuk menciptakan satu buah kata dan juga merupakan suatu bentuk tindakan yang niscaya akan merubah dunia ini menjadi lebih baik. Kata dan bentuk tindakan itu adalah Memberi.
Mengapa harus memberi? sebab memberi merupakan ciri bahwa manusia itu adalah manusia seutuhnya yang memiliki hati dan pikiran. Bahkan, hewan sekali pun telah mencontohkan tindakan memberi terhadap sesamanya, seperti seekor induk cheetah yang berusaha memberikan rasa sayang dan rasa aman kepada anaknya. Selain itu, tindakan memberi menjelaskan mengapa manusia disebut sebagai makhluk sosial, dalam artian manusia tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang lain di setiap aspek kehidupannya.
Lalu bagaimana langkah pertama dalam tindakan memberi? yang pertama harus kita lakukan adalah saat memberi, renungkan apa yang ada di hati dan pikiran kita. Apakah kita memberi hanya untuk dilihat oleh seseorang guna mendapat pujian ataukah kita ingin suatu imbalan dan hadiah bagi diri kita sendiri ketika kita memberi. Hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak tepat , karena setidaknya ada tiga hal yang sepatutnya ada di dalam hati dan pikiran kita dalam memberi yaitu keikhlasan, kepercayaan, dan keyakinan. Keikhlasan, artinya kita memberi dengan perasaan yang tulus dan tidak mengharap imbalan apapun apalagi suatu ketenaran. Kepercayaan, artinya kita harus percaya bahwa pihak-pihak dimana kita mendonasikan pemberian kita, akan memanfaatkan bentuk donasi tersebut dengan baik. Sebab, terkadang kita seringkali menjudge pihak-pihak tertentu yang meminta donasi terhadap kita sebagai tindakan penipuan, namun apakah kita telah memberikan penilaian yang benar dan objektif ?. Selanjutnya adalah keyakinan, yakinlah bahwa sekecil apapun pemberian kita, mampu memberikan dampak positif yang signifikan. Dengan begitu, semangat memberi kita tidak akan mudah luntur dari hari ke hari.
Lalu bagaimana langkah selanjutnya? Tentukan bentuk pemberian apa yang kita inginkan dan kita mampu untuk berikan. Memberi bukanlah suatu hal yang sulit, bahkan merupakan bentuk kebaikan yang paling mudah kita laksanakan. Pemberian itu dapat berupa donasi harta, donor darah, tenaga, pemikiran dan inspirasi, nasihat, kasih sayang dan perlindungan,membersihkan lingkungan sekitar, melaksanakan penghijauan, bahkan senyum hangat serta sapaan ramah juga merupakan pemberian yang sangat berarti. Misalnya saja dalam hal donasi harta, seringkali kita memiliki perasaan sayang jika harus mendonasikan harta kita bahkan untuk kepentingan orang lain ataupun perubahan dunia ke arah yang lebih baik. Kita seringkali takut harta kita berkurang jika kita menyumbangkan sebagian harta yang kita miliki, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Tidak pernah ada berita yang mengabarkan bahwa orang yang mendonasikan hartanya jatuh miskin dan menderita, Bill Gates saja mendonasikan lebih dari seluruh hartanya yaitu US$ 58 milyar, masih tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Di Indonesia contohnya, kisah seorang nenek yang berkurban dua ekor kambing sangatlah mengharukan, bayangkan saja di saat umurnya telah menginjak usia senja,penghasilannya yang pas-pasan, serta rumahnya yang sangat jauh dari kata sederhana, Ia mampu menyisihkan hartanya untuk membeli dua ekor kambing kurban. Oleh karena tindakannya tersebut, maka berbagai pihak pun bersimpati, mereka memberi sang nenek sejumlah harta benda untuk keberlangsungan sang nenek di masa yang akan datang. Memang, ketika kita berdonasi kita tidak akan langsung menerima manfaat dalam bentuk nyata, tetapi ada satu hal positif yang dapat langsung kita rasakan ketika memberi dengan hati dan pikiran yang sempurna, yaitu perasaan gembira dan bahagia. Apakah materi dapat memberikan kegembiraan dan kebahagiaan yang utuh? Bukankah Kegembiraan dan Kebahagiaan hakiki berasal dari dalam hati?.
Terakhir adalah bagaimana langkah kita selanjutnya setelah kita memberi. Memberi perlu ketetapan hati, ketetapan hati memerlukan komitmen, dan komitmen itu bersifat seumur hidup. Sebab kemiskinan dan penderitaan banyak orang di seluruh dunia tidak akan hilang dalam 40 atau 50 tahun mendatang. Oleh karena itu komitmen terhadap diri sendiri merupakan hal yang sangat penting.
Dengan pemberian yang berkelanjutan maka kemiskinan dapat dikurangi, kelaparan dapat dihindari, tidak ada lagi tunawisma, dan dunia yang lebih baik serta lebih sejahtera dapat kita wujudkan.
Jadi tunggu apalagi,, Ayo Memberi......
“It's not how much we give but how much love we put
into giving.”
― Mother Teresa
― Mother Teresa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar